Assalamualaikum,
Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyanyang.

Alhamdulillah, segala puji-pujian hanya untuk Allah S.W.T, Tuhan yang menciptakan sekalian alam, yang juga menciptakan penduduk langit dan bumi dengan Kekuasaan-Nya dan Kebesaran-Nya, begitu juga al-Quran sebagai petunjuk bagi siapa yang memeliharanya. Selawat dan salam buat junjungan besar Nabi Muhammad S.A.W, utusan dari Allah S.A.W sebagai perantara antara manusia dan penciptanya iaitu Allah S.W.T dengan menyampaikan risalah kebenaran kepada manusia iaitu ISLAM.

Sujud syukur kepada ilahi kerana kita masih diberikan nyawa dan kekuatan untuk menjalani ibadah puasa sehingga ke hari ini 17 Ramadhan tahun 1432 H. Pada hari ini dikatakan ada suatu peristiwa penting dalam kelendar hijri iaitu 'Peristiwa Nuzul Quran' iaitu hari turunnya al-Quran.


Walaupun kita di Malaysia secara tradisinya menyambut peristiwa Nuzul Al-Quran pada 17 Ramadhan, namun sesungguhnya pendapat yang lebih tepat tentang turunnya al-Quran ialah pada malam Isnin, tanggal 24 Ramadhan bersamaan 13 Ogos 610 M. Ini disebabkan pendapat yang mengatakan berlakunya pada 17 Ramdhan adalah berpandu pada ayat ke 41 dari Surah Al-Anfaal adalah difokuskan kepada perisytiwa perang Badar, bukannya al-Quran. 
 
Firman Allah dalam ayat ke 41 surah al-Anfal itu, maksudnya :
"…jika kamu beriman kepada Allah dan apa-apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Nabi Muhammad saw) pada hari Furqan, iaitu di hari bertemunya dua pasukan (diperang Badar, antara muslimin dan kafirin)…"

Firman Allah S.W.T dalam surah al-Qadr ayat pertama:
Sesungguhnya Kami telah menurunkan (Al-Quran) ini pada Malam Lailatul-Qadar.
 
Dalam surah al-Dukhan ayat ke 3 pula Allah s.w.t telah berfirman :
Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Quran itu pada malam yang berkat; (Kami berbuat demikian) kerana sesungguhnya Kami sentiasa memberi peringatan dan amaran (jangan hamba-hamba Kami ditimpa azab).

Menurut sebuah riwayat oleh Ibnu Abbas dan pandangan ini disokong oleh majoriti para mufassirin, al-Quran yang diturunkan pada malam "Lailatul Qadar" berpandukan ayat diatas adalah al-Quran yang turun sekaligus  ke "Baitul Izzah" di langit kedunia. Sedangkan al-Quran yang diturunkan ke bumi dan diterima oleh Nabi Muhammad S.A.W sebagai wahyu terjadi secara beransur-ansur sekitar 23 tahun.
 
Menurut satu riwayat dari al-Hakim, al-Baihaqiy dan al-nasaei dari Ibn Abbas, beliau menjelaskan dari RasululLah saw bersabda :
Al-Quran diturunkan sekali gus oleh Allah ke langit dunia pada malam al-Qadr kemudian ia diturunkan secara berperingkat dalam masa 20 tahun

Apapun tarikh turunnya al-Quran, semuanya adalah dari Allah S.W.T dan Dialah yang merancang dan sebaik-baik perancng adalah Allah S.W.T. Sekadar ilmu untuk dikongsi bersama. Apa yang penting, ajaran dan isi kandungan al-Quran yang perlu didalami dan difahami untuk kita jadikan panduan dan perjuangan kita sebagai khalifah dibumi-Nya. Wallahua'alam.

firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat ke 185 yang bermaksud:
Ramadan yang padanya diturunkan al-Quran, menjadi petunjuk bagi sekelian manusia, dan menjadi keterangan yang menjelaskan petunjuk dan menjelaskan perbezaan antara yang benar dan yang salah.” 

Banyak peristiwa daripada al-Quran yang boleh kita ambil pengajaran dan ia juga merupakan penyembuh bagi jiwa yang gersang..
Saya teringat akan peristiwa Islamnya Umar al-Khatab sebagai pelengkap kekuatan Islam.

Diriwayatkan dari Abu Nu'aim dalam kitab al-Dala'il dan diriwayatkan juga oleh Ibnu Asakir dari Ibnu Abbas R.A, dimana Umar telah menceritakan bagaimana ia memeuk Islam (iaitu 3 hari selepas Islamnya Hamzah).

 Umar keluar dengan pedangnya dan dalam perjalanan ia telah bertemu seorang lelaki dari Bani Makhzum. Lelaki itu bertanya Umar hendak pergi kemana. Lalu Umar menjawab, ia pergi untuk membunuh Nabi Muhammad S.A.W. Lelaki itu pula berkata lagi, bagaimana ia akan selamat dari tindakbalas keluarganya dari kalangan Bani Hasyim dan Bani Zuhrah. Umar dapat mengagak bahawa lelaki itu telah menganut Islam. Dan lelaki itu juga telah menyatakan bahawa adik (Fatimah) dan iparnya telah memeluk Islam.

Dengan marahnya, Umar pergi ke rumah adiknya yang kebetulan sedang mendengarkan bacaan al-Quran dari Khabbab b. al-Arat R.A lalu segera menyembunyikan diri. Fatimah juga dengan segera menyembunyikan Sahifah yang tertulis diatasnya ayat-ayat al-Quran. Umar terus menampar iparnya sehingga jatuh. Fatimah menghalangi kejadian itu, tetapi ditampar juga oleh Umar sehingga berdarah mukanya. Lalu Fatimah berkata: "Yang benar bukan agama yang kamu anuti selama ini. Aku naik saksi bahawa tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah S.W.T dan aku naik saksi bahawa Nabi Muhammad itu Pesuruh Allah S.W.T"

Tiba-tiba Umar merasa sedih dan menyesal dengan sikapnya terhadap adiknya dan ia ingin melihat lembaran tersebut. Fatimah memberikan padanya setelah ia selesai membersihkan diri. Umar mula membaca dengan kalimah Basmalah iaitu 'Bismillahirrahmanirrahim' dan ia berkata: "Nama-nama yang baik lagi suci". Ia meneruskan bacaan ayat pertama surah Toha hingga ayat 14. Umar berkata: "Alangkah indahnya dan baiknya kata-kata ini. Aku masuk Islam"

Begitulah hebatnya ayat-ayat Allah S.W.T yang dapat melembutkan hati Umar al-Khatab yang keras untuk menerima Islam. Ayat ini juga boleh diamalkan sebagai pelembut hati kita dalam melaksanakan ibadah harian. Mudah-mudahan kita menjadi hamba yang bertakwa dan dipandang oleh-Nya.. Akhir kalam, kejarlah  kebaikan dan balasan yang telah Allah S.W.T berikan khusus kepada kita umat yang memenuhi Ramadhan..
Wallahua'lam. =)

 http://persama.blogspot.com/2008/09/menyingkap-tirai-sejarah-nuzul-al-quran.html (rujukan)
 Figh al-Harakah dari Sirah Nabawiyah


Perkawinan itu telah berjalan empat tahun, namun pasangan suami istri itu belum dikaruniai seorang anak. Dan mulailah kanan kiri berbisik-bisik: "kok belum punya anak juga ya, masalahnya di siapa ya? Suaminya atau istrinya ya?". Dari berbisik-bisik, akhirnya menjadi berisik.
Tanpa sepengetahuan siapa pun, suami istri itu pergi ke salah seorang dokter untuk konsultasi, dan melakukan pemeriksaaan. Hasil lab mengatakan bahwa sang istri adalah seorang wanita yang mandul, sementara sang suami tidak ada masalah apa pun dan tidak ada harapan bagi sang istri untuk sembuh dalam arti tidak peluang baginya untuk hamil dan mempunyai anak.Melihat hasil seperti itu, sang suami mengucapkan: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, lalu menyambungnya
dengan ucapan: Alhamdulillah.
Sang suami seorang diri memasuki ruang dokter dengan membawa hasil lab dan sama sekali tidak memberitahu istrinya dan membiarkan sang istri menunggu di ruang tunggu perempuan yang terpisah dari kaum laki-laki.Sang suami berkata kepada sang dokter: "Saya akan panggil istri saya untuk masuk ruangan, akan tetapi, tolong, nanti anda jelaskan kepada istri saya bahwa masalahnya ada di saya, sementara dia tidak ada masalah apa-apa.Kontan saja sang dokter menolak dan terheran-heran.
Akan tetapi sang suami terus memaksa sang dokter, akhirnya sang dokter setuju untuk mengatakan kepada sang istri bahwa masalah tidak datangnya keturunan ada pada sang suami dan bukan ada pada sang istri.Sang suami memanggil sang istri yang telah lama menunggunya, dan tampak pada wajahnya kesedihan dan kemuraman. Lalu bersama sang istri ia memasuki ruang dokter. Maka sang dokter membuka amplop hasil lab, lalu membaca dan mentelaahnya, dan kemudian ia berkata: "… Oooh, kamu –wahai fulan- yang mandul, sementara istrimu tidak ada masalah, dan tidak ada harapan bagimu untuk sembuh.Mendengar pengumuman sang dokter, sang suami berkata: inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, dan terlihat pada raut wajahnya wajah seseorang yang menyerah kepada qadha dan qadar Allah SWT.
Lalu pasangan suami istri itu pulang ke rumahnya, dan secara perlahan namun pasti, tersebarlah berita tentang rahasia tersebut ke para tetangga, kerabat dan sanak saudara.Lima (5) tahun berlalu dari peristiwa tersebut dan sepasang suami istri bersabar, sampai akhirnya datanglah detik-detik yang sangat menegangkan, di mana sang istri berkata kepada suaminya: "Wahai fulan, saya telah bersabar selama Sembilan (9) tahun, saya tahan-tahan untuk bersabar dan tidak meminta cerai darimu, dan selama ini semua orang berkata:" betapa baik dan shalihah-nya sang istri itu yang terus setia mendampingi suaminya selama Sembilan tahun, padahal dia tahu kalau dari suaminya, ia tidak akan memperoleh keturunan".
Namun, sekarang rasanya saya sudah tidak bisa bersabar lagi, saya ingin agar engkau segera menceraikan saya, agar saya bisa menikah dengan lelaki lain dan mempunyai keturunan darinya, sehingga saya bisa melihat anak-anakku, menimangnya dan mengasuhnya.Mendengar emosi sang istri yang memuncak, sang suami berkata: "istriku, ini cobaan dari Allah SWT, kita mesti bersabar, kita mesti …, mesti … dan mesti …". Singkatnya, bagi sang istri, suaminya malah berceramah dihadapannya.Akhirnya sang istri berkata: "OK, saya akan tahan kesabaranku satu tahun lagi, ingat, hanya satu tahun, tidak lebih".Sang suami setuju, dan dalam dirinya, dipenuhi harapan besar, semoga Allah SWT memberi jalan keluar yang terbaik bagi keduanya.
Beberapa hari kemudian, tiba-tiba sang istri jatuh sakit, dan hasil lab mengatakan bahwa sang istri mengalami gagal ginjal.Mendengar keterangan tersebut, jatuhnya psikologis sang istri, dan mulailah memuncak emosinya. Ia berkata kepada suaminya: "Semua ini gara-gara kamu, selama ini aku menahan kesabaranku, dan jadilah sekarang aku seperti ini, kenapa selama ini kamu tidak segera menceraikan saya, saya kan ingin punya anak, saya ingin memomong dan menimang bayi, saya kan … saya kan …".Sang istri pun bed rest di rumah sakit.
Di saat yang genting itu, tiba-tiba suaminya berkata: "Maaf, saya ada tugas
keluar negeri, dan saya berharap semoga engkau baik-baik saja"."Haah, pergi?". Kata sang istri."Ya, saya akan pergi karena tugas dan sekalian mencari donatur ginjal, semoga dapat". Kata sang suami.Sehari sebelum operasi, datanglah sang donatur ke tempat pembaringan sang istri.
Maka disepakatilah bahwa besok akan dilakukan operasi pemasangan ginjal dari sang donatur.Saat itu sang istri teringat suaminya yang pergi, ia berkata dalam dirinya: "Suami apa an dia itu, istrinya operasi, eh dia malah pergi meninggalkan diriku terkapar dalam ruang bedah operasi".Operasi berhasil dengan sangat baik. Setelah satu pekan, suaminya datang, dan tampaklah pada wajahnya tanda-tanda orang yang kelelahan.Ketahuilah bahwa sang donatur itu tidak ada lain orang melainkan sang suami itu sendiri. Ya, suaminya telah menghibahkan satu ginjalnya untuk istrinya, tanpa sepengetahuan sang istri, tetangga dan siapa pun selain dokter yang dipesannya agar menutup rapat rahasia tersebut.
Dan subhanallah …Setelah Sembilan (9) bulan dari operasi itu, sang istri
melahirkan anak. Maka bergembiralah suami istri tersebut, keluarga besar dan para tetangga.Suasana rumah tangga kembali normal, dan sang suami telah menyelesaikan studi S2 dan S3-nya di sebuah fakultas syari'ah dan telah bekerja sebagai seorang panitera di sebuah pengadilan di Jeddah. Ia pun telah menyelesaikan hafalan Al-Qur'an dan mendapatkan sanad dengan riwayat Hafs, dari `Ashim.Pada suatu hari, sang suami ada tugas dinas jauh, dan ia lupa menyimpan buku hariannya dari atas meja, buku harian yang selama ini ia sembunyikan.
Dan tanpa sengaja, sang istri mendapatkan buku harian tersebut, membuka-bukanya dan membacanya.Hamper saja ia terjatuh pingsan saat menemukan rahasia tentang diri dan rumah tangganya. Ia menangis meraung-raung. Setelah agak reda, ia menelpon suaminya, dan menangis sejadi-jadinya, ia berkali-kali mengulang permohonan maaf dari suaminya. Sang suami hanya dapat membalas suara telpon istrinya dengan menangis pula.
Dan setelah peristiwa tersebut, selama tiga bulanan, sang istri tidak berani
menatap wajah suaminya. Jika ada keperluan, ia berbicara dengan menundukkan mukanya, tidak ada kekuatan untuk memandangnya sama sekali.
(Diterjemahkan dari kisah yang dituturkan oleh teman tokoh cerita ini, yang kemudian ia tulis dalam email dan disebarkan kepada kawan-kawannya)
www.madisaminded.blogspot.com
Sama-samalah kita mengambil pengajaran dari cerita ini. Bukan semua yang kita mahu, kita akan perolehi. Segalanya telah Allah S.W.T tetapkan. Dan ujian itu bukan percuma, tetapi akan dibalas oleh Allah S.W.T dengan balasan dan ganjaran yang setimpalnya bagi mereka yang sabar menghadapinya. Allah S.W.T Maha Mengetahui lagi Maha Penyayang.. Wallahua'alam.
http://www.eramuslim.com/oase-iman/miranti-mayangsari-3-bulan-tidak-mampu-memandang-wajah-suami.htm

Dengan nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam. Yang menjadikan setiap kejadian-Nya dengan sempurna dan segala yang diciptakan mempunyai hikmah keajaiban disebaliknya.
Selawat dan salam buat junjungan Nabi yang dicintai, Nabi Muhammad S.A.W. Tanpa semangat dan jihad serta kasih sayang Baginda kepada umatnya, Islam tidak akan kita kecapi hingga saat ini dengan rahmat-Mu ya Allah.. Subhanallah!

Masa semakin berlalu, tahun demi tahun, bulan demi bulan, hingga sampainya kita di bulan yang mulia pada tahun ini, 1432H. Bulan Ramadhan yang ditunggu-tunggu bagi setiap umat Islam yang beriman kepada Allah. Yang telah Allah S.W.T janjikan natijah di akhirnya menjadi umat dan hamba yang bertakwa.

" Sesungguhnya telah hadir bulan Ramadhan, bulan berkat, Allah telah mewajibkan ke atas kamu berpuasa, dibukakan pintu-pintu Syurga, ditutup rapat pintu Neraka dan ditambat para Syaitan, Di bulan ini terdapat satu malam yang terbaik dari seribu bulan. Sesiapa yang tidak berusaha mendapatkan kebaikan-kebaikannya sesungguhnya dia rugi. "
                                                                                                     (Hadis Riwayat Ahmad dan an-Nisai)


Benarlah mereka yang berkata: "Ramadhan yang sama, natijah yang berbeza". Muhasabah kepada diri saya juga, adakah kita benar-benar berjuang dalam bulan ini untuk mendapatkan keredhaan Allah atau semata-mata semangat hari perayaan yang akan kunjung tiba setelah sebulan ramadha dilalui tanpa ada apa-apa perubahan yang kita lakukan dalam ibadah kita??? Sungguh rugi mereka yang berbuat demikian, kerana di bulan inilah terbuka luasnya rahmat dan keampunan dari-Nya buat hamba-hambanya. Allahu Akbar!

Rasulullah S.A.W pernah bersabda yang bermaksud:
"Sesiapa yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan diampunkan segala dosa-dosanya yang terdahulu."  
                                                                                                      (Riwayat al-Bukhari &Muslim)

Firman Allah dalam surah al-Baqarah, ayat 286:
"Allah tidak membebani seseorang sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya."

Setiap manusia telah Allah S.W.T sediakan bahagian ujian ke atas dirinya mengikut kemampuan. Jika tiada ujian, tiadalah kasih sayang Allah. Mengapa saya kata begitu?? sedangkan setiap manusia tidak suka pada ujian dan musibah dan itu saya katakan pada mereka yang tidak kukuh imannya kepada Allah S.W.T. Salah satu dari rukun iman yang wajib kita percaya iaitu rukun iman yang ke-6, beriman kepada Qada' dan Qadar. Tidakkah setiap ujian yang Allah S.W.T berikan itu akan mendekatkan diri kita kepada-Nya kerana dengan ujian itu, kita akan merayu dan memohon kekuatan darinya untuk melepasi halangan ujian yang diberikan.. Juga bagi saya untuk dianugerahkan bibit-bibit cinta dari-Nya dan ketenangan.. Alhamdulillah! itulah manisnya ujian dalam iman...

Apapun kisah yang berlaku dalam diri anda sama ada kesenangan atau kesakitan, suka atau duka, sememangnya ada hikmah dan sesuatu yang berharga Allah S.W.T hendak berikan pada kita. Dan itu adalah yang terbaik buat hamba-hambanya yang bertakwa. Indahnya sabar yang digunakan tanpa had. Moga kesabaran yang dianugerahkan oleh Allah sentiasa bersama kita semua..

Rasulullah S.A.W bersabda:
"Tiada seorang Muslim pun yang ditimpa keletihan, penyakit, susah hati, disakiti orang, derita sehingga jika sebatang duri menikamnya, kecuali Allah S.W.T  memadamkan dengan itu semua dosa-dosanya"


Bersama-samalah kita merebut peluang dalam bulan ramadhan ini agar keampunan dan keredhaan Allah S.W.T menjadi milik kita.. ~Ramadhan yang sama, Natijah yang berbeza~ Wallahua'alam.

;;